Pertanian

KEMENTAN AJAK SEMUA PIHAK MEMASYARAKATKAN PENGGUNAAN APH MELALUI PROGRAM P4

Hari ini (Kamis, 30/6/22), Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Dr. Ir. Mohammad Takdir Mulyadi, M.M berkunjung ke kelompok tani penerima manfaat Program Pemberdayaan Petani dalam Pemasyarakatan PHT (P4). Dalam kunjungannya, beliau melihat langsung hasil aplikasi Agens Pengendali Hayati (APH) yang diproduksi oleh kelompok tani Sawah Baru, Desa Buwun Sejati, Kecamatan Narmada Lombok Barat. APH yang diaplikasikan yakni Jamur Antagonis Trichoderma sp dan PGPR (Plant Growt Promoting Rizobacteria) yang merupakan hasil eksplorasi dari lngkungan sektar. Ini merupakan harapan bersama, bagaimana petani bisa menghasilkan produk yang spesifik lokasi, jadi APH yang spesifik lokasi tidak memerlukan waktu untuk beradaftasi dengan kondisi lahan lingkungan setempat. Selain itu, kelompok tersebut juga mengaplikasikan pestisida nabati yang bahannya berasal dari lingkungan sekitar seperti Daun Mahoni, sereh, gamal daun sirsak dan tanaman rimpang seperti kunyit dan lengkuas.

Dari hasil aplikasi tersebut, ada perbedaan antara kontrol dengan lahan yang diaplikasikan APH hasil produksi petani Program P4. Kontrol yang dimaksud, masih menggunakan kebiasaan petani yaitu dengan menggunakan bahan pengendali sintetis.

Seperti yang disampaikan oleh ketua kelompok tani di sana, I Nengah Putra, bahwa sejak awal petani sudah mulai melakukan perendaman benih dengan PGPR   guna memacu pertumbuhan dan menjaga sejak awal tanaman dari serangan penyakit. Hal ini, senada dengan apa yang disampaikan oleh POPT pendamping bahwa di Buwun Sejati merupakan daerah endemis penyakit Kresek. Untuk mengantisipasi kemungkinan terserang penyakit, petani dan POPT pendamping melakukan treatment menggunakan PGPR dan Trichoderma sp. Benar saja, seperti yang kita lihat pada hari ini, tidak ada serangan penyakit yang biasanya selalu ditakuti oleh para petani.

Aktivitas penggunaan APH, bukan kali pertama dilakukan, sejak adanya program Budidaya Tanaman Sehat (BTS), petani sudah mulai terbiasa dengan aplikasi APH. Penggunaan APH terus dilakukan karna mereka sudah melihat sendiri hasilnya. Tahun 2021 lalu, sebelum program BTS digalakkan, hasil yang didapat rata² 6 ton. Namun sejak program BTS, para petani bisa tersenyum sumringah dengan kisaran hasil yang mencapai 7,5 sampai 8 ton per hektar.

Tidak berhenti pada program BTS, program P4 juga tak kalah menunjukkan hasil. Adanya program ini, sudah cukup memberikan semangat dan kepercayaan diri pada para petani untuk terus mengembangkan dan  mengaplikasikan APH, seperti yang dijelaskan oleh Eka Sulistia selaku POPT pendamping. Dan bahkan petani dari luar kelompok ikut merasakan manfaat dari APH yang di produksi Kelompok ini.

Bapak Kepala Desa yang turut hadir di tengah kunjungan tersebut juga turut serta memberikan suntikan semangat dan motivasi pada kelompok tani yang sedang tengah mengeksekusi program dari pemerintah tersebut. Dalam penyampaiannya, Bapak Kepala Desa juga berharap agar semua kelompok tani yang ada di desa tersebut tanpa terkecuali, melakukan yang serupa dengan dibantu oleh kelompok yang mendapat program P4 tersebut. Beliau juga memaparkan bahwa desa sudah menganggarkan dana desa untuk diadakannya Bimtek.  Tidak terhenti didana desa, banyak upaya yang bisa dilakukan oleh kelompok demi menjaga keberlangsungan aktivitas program ini, ada upaya lain seperti melibatkan kelompok Sawah Baru dalam program-program yang bersinggungan dengan gerakan pengendalian. Hal ini menjadi masukan dari Kepala Balai Perlindungan Tanaman Pertanian (BPTP), dalam pemaparannya menceritakan bagaimana kelompok yang sudah di bina kini diberdayakan melalui program yang BPTP NTB jalankan. “Kami libatkan kelompok untuk menyiapkan bahan pengendali yang kemudian dibeli dari Anggaran kegiatan Gerdal baik tanaman tanaman pangan maupun Hortikultura” ungkap Ir. Rahmayati, Msi, Kepala Balai.

Hayatullail, selaku Petugas Penyuluh Lapang (PPL) memberikan gambaran Potensi desa Buwun Sejati. “Desa ini sangat beragam komoditinya, mulai dari tanaman pangan, hortikultura, hingga perkebunan ada di sini, ini peluang bagi kelompok untuk mempromosikan produk yang dihasilkan, karena saat ini pemerintah sedang gencar-gencarnya mempromosikan produk hasil pertanian yang sehat dan terhindar dari pestisida.”

Disela dialog, Direktur Perlintan TP mengapresiasi serta memberikan motivasi dalam upaya memasifkan penggunaan APH, “seperti ini bagus sekali hasilnya, mulai saat ini tidak perlu lagi kembali ke kebiasaan yang dulu dengan menggunakan pupuk dan bahan pengendali kimia” selain itu, beliau berharap Desa Buwun Sejati bisa dijadikan kawasan pertanian Organik, “Kita bertahap mulai dari budidaya tanaman sehat, dan kemudian akan menjadi pertanian organik” paparnya.

Selain berkunjung ke lapangan, Direktur Perlintan TP juga menyempatkan diri melihat Laboratorium mini milik kelompok tani. Di Laboratorium mini, terlihat aktivitas petani yang sedang membuat es lilin Metarhizium yang di dapatkan dari hasil eksplorasi. Di sela dialog bersama anggota poktan, Direktur Perlintan TP menyampaikan ajakan untuk kembali merawat alam atau lingkungan sekitar demi berkelanjutan untuk masa depan anak cucu dengan memanfaatkan bahan-bahan ramah lingkungan yang bisa dijadikan pupuk maupun bahan pengendali. [SR]

diterbitkan dalam website BPTP NTB

Link: http://ptp.distanbun.ntbprov.go.id/kementan-dorong-semua-pihak-memasyarakatkan-penggunaan-aph-melalui-program-p4

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *