LingkunganPertanian

HARI TANAH DUNIA: MASIH BELUM SADAR TANAH ITU PENTING?

Hari tanah dunia atau yang dikenal dengan istilah world soil day yang bertepatan pada tanggal 5 Desember, memutar ingatan saya pada masa kuliah. Kala itu, terjadi sebuah polemik yang mengancam kenyamanan saya dan rekan-rekan mahasiswa yang mengambil jurusan ilmu tanah. Ini berawala dari keputusan sepihak yang dikeluarkan oleh pemerintah tahun 2006, yang menyatakan bahwa jurusan ilmu tanah akan dilebur menjadi sebuah program studi baru, dimana prodi ini, lebih memiliki ruang lingkup keilmuan yang luas akan tetapi tidak terfokus. Menurutnya dengan dibukanya prodi baru ini akan membuka peluang dipasar kerja yang lebih besar. Sebab jika berbicara tentang pertanian calon pekerja yang berasal dari lulusan pertanian akan tau lebih banyak. Beda halnya dengan lulusan sebelumnya yang hanya berkutik pada satu bidang keilmuan. Menurut saya justru yang spesifik lebih terfokus dan memiliki ke ahlian khusus dibandingkan dengan mereka yang mempelajari segala bidang tapi sedikit saja, misalnya, ilmu tanah yang dipelajarai hanya dasar-dasarnya saja, begitu juga dengan Hama Penyakit dan ilmu pertanian yang lainnya. Perlu diketahui sejak tahun 1800 ilmu tanah sudah ada, dan menjadi bagian keilmuan yang teramat penting bagi kehidupan dan memiliki kajian keilmuan yang luas.

Oke, kita lupakan polemik diatas, mari kita cari tau kenapa tanah itu begitu penting bagi kehidupan di muka bumi ini. Saya rasa hampir semua kita setuju bahwa tanah sangat penting untuk kehidupan manusia. Sebelum fokus ke pembahasan pentingnya tanah. Kita cari tau dulu tanah itu apa sih?

Tanah itu jika ditarik definisinya, akan menciptakan beragam pengertian, misalnya jika tanah di lihat dari sudut pandang pertambangan, tanah itu dianggap lapisan yang harus dibuang karena prinsip orang pertambangan menganggap tanah sebagai penghalang dalam menemukan hasil tambang. Jika tanah dilihat dari kacamata orang hukum maka yang dikenal hanya istilah tanah sengketa atau tanah perkara. Tapi saya mau mengajak kita semua untuk melihat tanah mengunakan pemahaman orang-orang lingkungan dan pertanian biar merasakan begitu pentingnya tanah bagi manusia.

Jadi, setelah kita bersepakat bahwa tanah itu penting, saya ingin mengiring pemikiran kita semua untuk mengenal penyebab tanah itu sangat berarti bagi kehidupan, baik kehidupan yang sudah berlalu maupun yang akan mendatang.

Sudah jelas, tanpa tanah mau jadi apa manusia. Allah begitu kompleknya menciptakan tanah untuk tempat tumbuh dan berkembangnya mahluk hidup, baik mausia sendiri maupun mahkluk hidup lainnya. Dan bahkan mahluk yang sempurna seperti manusia, menjadikan tanah sebagai media memenuhi kebutuhan hidupnya dalam hal ini bercocok tanam.

Tanpa tanah, tanaman tidak akan bisa tumbuh bebas di alam. Walau ada konsep baru dengan system bertani dengan car hidroponik, bertani kan hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia, terus bagaiman dengan kebutuhan keberlanjutan hidup semisal hutan. Bisakah tanaman keras di tanam dengan konsep hidroponik? Saya orang yang pertama menjawab tidak akan bisa mengantikan peran dan fungsi tanah.

Tanah menyediakan ruang fisik tempat tanaman hidup, sehingga dengan mudahnya tanaman memenuhi kebutuhannya dalam bentuk nutrisi dan lain sebagainya. Dan pada akhirnya apa yang kita konsumsi dan nikmati tergantung dari hasil tanah. Entah itu tanaman yang tumbuh di tanah, atau hewan yang memakan tanaman yang tumbuh di tanah tersebut, dan bahkan mahluk berukuran mikro (Mikroorganisme) bergantung pada tanah untuk kelangsungan hidupnya.

Seorang mahasiswa lagi melakukan penelitian terkait tingkat kesuburan tanah

Saya mengutip sebuah ungkapan dari salah seorang alumni ilmu tanah (Wikajaya Mulajati) “Jangan pernah melihat tanah dari sisi yang sempit, namun cobalah untuk melihat tanah dari cakrawala logika dan imajinasi tingkat tinggi , niscaya akan ditemukan keajaiban yang begitu komflek”. Benar apa yang dikatakan oleh Wikajaya, di dalam tanah menyimpan berbagaimacam keajaiban yang mungkin sebagian orang menganggap sebuah siklus yang biasa-biasa saja. Perlu diketahui bahwa setiap jengkal tanah memiliki karasteristik yang berbeda, baik dari segi fisik, kimia, maupun biologi.  Ada beberapa hal yang perlu diketahuai dan berkaitan erat dengan tanah, diantaranya

Kesehatan Tanah

Tanah juga mengalami fase dimana tanah akan mengalami proses seperti yang dialami manusia pada umunya, yaitu adanya kondisi sehat dan sakit. Tanah yang sehat mengandung seluruh ekosistem kompleks yang membangun sebuah hubungan timbal balik dengan mahluk lainnya terutama tanaman dan mikroorganisme. Tanaman lah yang bisa merasakan kedaan tanah ketika mengalami gangguan atau tidak. Dan untuk menjaga kesehatan dari tanah tersebut mikroorganisme ditugaskan untuk tetap melakukan aktivitasnya. Melalui aktivitas yang dilakukan mikroorganisme tersebut, mahluk ini mengeluarkan suatu nutrisi dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Misalnya, organisme dalam tanah mendaur ulang dan mengomposkan sampah organik, mengembalikan nutrisi penting kembali ke Bumi untuk digunakan kembali oleh tumbuhan dan organisme lainnya. Tumbuh berkembangnya tanaman dengan baik disinilah baru kita bisa menyatakan bahwa tanah yang kita injak memiliki keadaan yang sehat. Begitulah seterusnya siklus yang terjadi di dalam tanah.

Penyimpan Mara Bahaya

Selain itu, tanah yang sehat menyimpan air dan karbon yang berguna bagi kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya. Kelembaban dan penyimpanan karbon ini terjadi jauh lebih mudah di tanah sehat yang mengandung kadar bahan organik tinggi yang terdegradasi. Ini memainkan peran yang sangat penting dalam siklus karbon dan air di muka bumi. Pada kenyataannya bahwa banyak lahan di seluruh dunia saat ini mengalami kondisi terdegradasi dan diperparah lagi dengan kondisi manusia yang melakukan aktivitas yang dapat merusak atau menyebabkan tanah menjadi sakit. Sebagai contoh adanya pencemaran lingkungan oleh industry, pertambangan dan bahkan tanah bisa sakit akaibat pola tanam yang tidak baik. Jika kondisi ini sanagt parah air dan karbon tidak lagi disimpan sebagaimana mestinya di dalam tanah, dan ini menyebabkan terjadinya erosi, banjir, dan penyimpanan karbon yang jauh lebih sedikit sehingga memicu terjadinya perubahan iklim.

Memiliki Sifat Khusus

Berbicara tentang tanah pasti dibenak kita sebuah benda kotor yang setiap detiknya diinjak-injak oleh manusia, dan mahluk lainnya. Atau bahkan sebuah benda yang menjadi perantara penyakit yang menjebabkan emak-emak jaman now ngomel-ngomel ng jelas pada anak nya yang sedang asyik bermain diatas tanah. Tau tidak? Ternyata didalam tanah yang tiap hari kita lalui dan kita ambil manfaatnya memiliki sifat unik yang kebanyak orang tidak tau. Sifat yang dimiliki tanah berupa sifat fisik, sifat kimia dan biologi.

Sifat fisik, yang dimiliki tanah meliputi tekstur tanah, struktur, konsistensi, agregat dan lain sebagainya. Dalam sifat fisik (tekstur) tanah berkaitan erat dengan  kondisi fisik dimana massa tanah dapat tersusun oleh tiga fraksi yaitu liat, debu dan pasir. Penggolongan ini didasari atas ukuran dari partikel tanah. Tekstur ini memiliki peranan dalam menentukan sifat fisik tanah lainnya yang berkaitan erat dengan tata kelola air, semisal infiltrasi, penetrasi dan kemampuan tanah dalam mengikat air. Tekstur juga akan berperan dalam menjaga tanah dari erosi.

Sifat kimia, Sifat kimia tanah sangat penting dipahami, karena dengan mengetahui sifat kimi tanah yang kita miliki akan menerangkan tingkat kesuburannya. Ada beberapa hal yang perlu diketahui terkait dengan sifat kimia tanah, diantaranya pH, KPK (kapasitas Pertukaran Kation), C-Organik, dan masih banyak lagi.

Sifat Biologi, berkaitan erat dengan aktivitas dari mikroorganisme dan apa saja yang dihasilkan. Jika ada emak-emak jaman now yang teriak ketakutan ngeliat anaknya mainin tanah dengan alasan takut cacingan, cukup di senyumi saja. Cacing yang berkembang biak didalam tanah sangat berguna bagi tanah itu sendiri dan tanaman. Cacing berperan dalam dekomposisi, membuat rongga sehingga sirkulasi udara stabil, ditambah lagi, cacing tanah mengeluarkan berbagaimacam unsur hara esensial yang dihasilkan dari kotorannya atau dikenal dengan istilah Kascing. Kascing atau bekas cacing ini sudah dimanfaatkan oleh petani dunia untuk menyuburkan tanahnya.

Tanah Memiliki Nama Khusus

Tidak heran jika kita pergi kesuatu tempat dan berdiri di atas tanah kita akan merasakan sensasi yang berbeda-beda dari tempat sebelumnya, terkadang terasa halus, kasar dan bahkan jika pada kondisi hujan ada yang licin, dan bahkan terasa menarik permukaan dari alas kaki yang kita gunakan. Belum lagi jika kita memandang disekeliling terlihat warna tanah beragam warnanya ada yang hitam gelap coklat pucat, merah, hingga berwarna jingga. Dari sekian penemuan jenis ini baik dilihat dari sifat fisik, kimia dan biologinya, para ilmuan memberikan sebutan nama sesuai karastristik yang dimiliki. Nama – nama tanah tersebut meliputi, Entisol, Inceptisol, Alfisol, Andisol, Vertisol, Ultisol, Oxisol, Histosol, Spodosol, dan, Mollisol

***

Walaupun ucapan hari tanah ini terkesan telat untuk diucapkan, melalui tulisan ini pula, saya mengajak untuk kita semua agar senantiasa menjaga tanah yang menjadi tumpuan hidup manusia dari berbagaimacam ancaman mara bahaya berupa limbah beracun yang dapat mengurangi tingkat kualitas atau kesuburannya. Dan bahkan menurut informasi waktu saya kuliah dulu, tanah yang ada di muka bumi ini sepertiganya telah rusak akibat dari tata pengelolaan yang salah ditambah lagi dengan konsep pembangunan tanpa melihat keberlanjutan jangka panjang dengan ditanami tanaman beton.

Melihat kondisi semacam ini para peneliti dunia sudah sejak lama bersepakat untuk terus melindungi tanah sehingga bentuk gagasan baru terwujud yang disepakati pada tanggal 05 Desember melalui majelis sidang PBB pada desember 2013 lalu. [SR]

*Tulisan yang saya tulis bersumber dari catatan semasa kuliah dulu, tidak ada sumber jelas yang tercatat, hanya mencatat dari presentasi dosen.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *