Petani Muda; Mengenal Penyakit Pada Tanaman Padi
Berbicara tentang pangan tentu yang ada di pikiran kita pasti Beras,sagu,singkong dan jagung padahal sejatinya tidak demikian. Pangan itu sendiri diartikan sebagai segala sesuatu yang bersumber dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah. Karena sudah terlanjur yang di benak sebagian masyarakat kita padi (beras) menjadi tumpuan utama dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, oleh karena itu saya ingin mengulas sedikit tentang padi. Jika kita berbicara tentang tanaman yang satu ini tidak akan ada putusnya. Coba aja ngobrolin padi sama petani. Hingga 2 kali subuh tidak akan habis untuk dibahas. Saya mengatakan demikian karena sudah saya alami.
Seperti tidak biasanya, dalam tulisan saya kali ini tidak membahas tentang hal-hal yang lagi booming, malas ah… sudah banyak yang bahas hal demikian. Tapi saya mau meluangkan waktu untuk membahas yang tidak begitu banyak orang perbincangkan tapi keberadaannya sangat dibutuhkan dan menjadi kebutuhan pokok masyarakat.
Menjadi petani memang dan harus bermain dengan sesuatu yang tidak enak diliat, mulai dari bermain dengan lumpur, hingga bermain dengan pasar yang tidak menentu membuat sebagian petani berteriak menjerit kesakitan. Terlepas dari isu-isu ini, saya mau sedikit berbagi tentang apa saja yang menjadi kendala dalam melakukan teknik budidaya tanaman padi, terutama penyakit yang ada dalam tanaman padi.
Seperti yang diungkapkan pada paragraph di atas Padi (Oryza sativa) merupakan salah satu tanaman penghasil bahan pangan pokok yang banyak ditanam oleh petani. Dalam kegiatan budidaya tanaman ini tentu tidak bisa terlepas dari berbagai macam serangan, baik hama maupun penyakit, belum lagi faktor dari alam itu sendiri, misalkan banjir, angin dan dicuri tau dirusak manusia. Sedikit saya mau berbagi mengenai penyakit yang sering menyerang tanaman padi, diantaranya:
[Pertama] Tungro
Penyakit jenis ini biasanya menyebabkan padi berwarna kuning, tapi kuningnya hanya di beberapa titik saja. Kebanyakan petani atau petugas jika melihat kondisi semacam ini tanpa melihat langsung atau mengidentifikasi dengan jelas maka akan menyimpulkan bahwa tanaman ini kekurangan unsur hara Nitrogen. Dan petani langsung memberikan pupuk dengan kandungan Nitrogen sedang atau tinggi. Setelah dilakukannya pemupukan biasanya tidak ada reaksi apa pun bahkan yang parahnya penyakit ini akan menyebar luas dan bisa menyebabkan gagal panen.
Sebelum melakukan tindakan, terlebih dahulu kita melakukan pengecekan pada tanaman yang terindikasi atau tanaman yang memiliki kelainan. Saya biasanya melakukan pengecekan dengan cara melihat kondisi langsung tanaman.
Biasanya kalau jenis tamanan yang terserang penyakit tunggro warnanya terlihat kuning seperti kahat nitrogen, tapi setelah di cek ternyata ada gangguan yang datangnya dari hama (serangga). Tanaman padi yang mengalami hal demikian lihatlah dengan jeli pasti ada wereng hijau yang hinggap. Tungro adalah penyakit padi yang disebabkan virus tungro yang dibawa oleh wereng hijau.
Tanaman padi yang terserang oleh virus ini menjadi kerdil dan berkurangnya jumlah anakan. Pelepah dan helaian daun memendek dan daun yang terserang berwarna kuning sampai oranye. Daun muda sering berlurik atau strip berwarna hijau pucat sampai putih dengan panjang berbeda sejajar dengan tulang daun. Gejala mulai dari ujung daun yang lebih tua. Daun menguning berkurang bila daun yang lebih tua terinfeksi.
Bila serangan terjadi pada saat tanaman masih muda, sekitar umur 10-20 hari, akan menyebabkan kehilangan hasil sedikitnya 65%. Sedangkan untuk serangan saat tanaman berada pada fase akhir, kehilangan hasil tidak terlalu besar, yaitu sekitar 10-20%.
Pengendaliannya dengan cara memberantas berbagai jenis rumput liar yang merupakan sumber infeksi bagi penyakit ini, rotasi tanaman dengan palawija, menanam varietas yang tahan tungro, pembajakan di bawah sisa tunggul yang terinfeksi, cabut dan bakar tanaman yang sakit.
Sedangkan pengendalian secara kimiawi, kita perlu memberantas si pembawa penyakit (wereng hijau). Penyemprotan wereng biasanya dilakukan sebelum matahari terbit dan upayakan penyemprotannya merata mulai dari batang bagian bawah hingga seluruh daun.
[Kedua] Blast
Blast menginfeksi tanaman padi pada semua fase pertumbuhan yang disebabkan oleh cendawan pyricularia oryzae. Faktor pemicunya adalah terlalu banyak menggunakan pupuk yang mengandung unsur N serta curah hujan dan kelembaban tinggi. Gejala nya adalah adanya bercak seperti mata pada daun padi atau berbentuk belah ketupat, lebar ditengah dan kedua ujung meruncing. Selain pada daun, infeksi juga menyerang ruas batang dan leher malai.
Pengendalian serangan penyakit ini dilakukan dengan cara menggunakan varietas yang tahan secara bergantian, menghindari penggunaan pupuk yang mengandung unsur N terlalu banyak, waktu tanam harus tepat agar saat pembungaan tidak banyak embun atau hujan, atau melakukan penyemprotan dengan fungisida secara berkala.
Untuk pengendalian secara kimiawi sayya sarangkan dengan menggunakan fungisida yang berbahan aktif mankozeb dan trisiklazol. Di pasaran sudah ada fungisida yang berbahan aktif dobel tanpa harus membeli terpisah.
[ketiga] kresek
adalah salah satu penyakit yang dapat menyebabkan pertanaman padi mengalami puso. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri xanthomonas oryzae yang dapat menginfeksi tanaman mulai dari pembibitan sampai panen. Ada dua macam gejala penyakit HDB. Gejala yang muncul pada saat tanaman berumur kurang dari 30 hari setelah tanam, yaitu pada persemaian atau tanaman yang baru dipindah ke lapang, disebut kresek. Gejala yang timbul pada fase anakan sampai pemasakan disebut hawar (blight). Secara spesifik tanda-tanda tanaman terserang adalah timbulnya bercak berwarna kuning sampai putih, berawal dari terbentuknya garis lebam berair pada bagian tepi daun. Bercak bisa mulai dari salah satu atau kedua tepi daun yang rusak dan berkembang hingga menutupi seluruh helaian daun. Apabila infeksi melalui akar atau pangkal batang, tanaman terlihat kering seperti terbakar.
Kalau tanaman padi sudah terserang dengan penyakit kresek ini, stop dulu penggunaan pupuk terutama urea. Semakin diberikan pupuk penyebarannya semakin meluas. Dan dihimbau bagi petani yang tanaman padinya terimpeksi bakteri ini supaya jeraminya di bakar atau di pindahkan jauh dari areal persawahan. Tujuan nya untuk menghentikan perkembangbiakan bakteri tersebut. Untuk pengendalian penyakit ini dengan pestisida sintetis saya sarankan agar mengunakan bakterisida yang berbahan aktif Tembaga Oxisulfat. Dan interpal penyemprotannya tidak hanya satu kali saja. Disarankan supaya 2-3 kali pengendalian.
***
Ketiga penyakit ini seringkali saya jumpai di lahan/sawah petani. Sebenarnya masih banyak lagi penyakit yang ada pada tanaman padi. Keberadaan dari penyakit ini terkadang jarang petani hiraukan, sehingga penanggulangannya terkadang tidak begitu tepat. Seringkali para petani yang saya jumpai ketika mengendalikan serangan penyakit yang menyerang tanaman padinya banyak yang salah pemilihan bahan untuk mengendalikan (salah Pestisida). Semua ini karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki. Yuk…kenali dulu penyakitnya baru pilih pestisida atau bahan pengendalinya. [SR]