Knowledge Management Untuk Peningkatan kapasitas Relawan INDERA
Siapa sih saya ini? Apa kemampuan yang ada dalam diri saya? Saya yakin Anda pernah bingung dan bertanya pada diri sendiri dengan pertanyaan yang saya tulis tersebut. Pertanyaan ini seringkali keluar dan menganggu pikiran kita ketika rasa jenuh dan kebingungan mulai hadir. Dan mulai lagi kita bertanya sejauh mana kita mengetahui dan mengenal kemampuan diri kita. Namun sebelum mengetahui kemampuan yang kita miliki, kita perlu mengingat-ingat kembali apa saja pengetahuan dan ilmu yang ada dalam diri kita untuk pada akhirnya menjadi sebuah kekuatan dan kemampuan dalam melakukan sesuatu. Hal ini merupakan salah satu cara dalam melakukan knowledge management yang sangat penting dala peningkatan kapasitas pribadi atau kelompok.
Jika saya bertanya siapa Anda, pasti jawabannya beragam mulai dari menceritakan nama, menceritakan pekerjaan, dan lain sebagainya. Jawaban Anda sesuai dengan tingkat kebingungan saat pertanyaan ini keluar. Padahal kita memiliki banyak jawaban, keluarnya jawaban yang sebatas nama dan atau hobi itu karena kita tidak mengenal diri kita sendiri. Untuk mengetahui siapa diri kita, maka perlu mengenal diri sendiri /self-knowledge yang merupakan tahapan dari knowledge management.
Self-knowledge merupakan suatu unsur yang berasal dari dalam diri seseorang yang mencakup banyak hal diantaranya bagaimana seseorang mengenal kemampuan, pola pikir, emosional, kebiasaan, mengetahui apa kekurangan dan kelebihan yang ada. Pengetahuan tentang diri sendiri tidak jauh dari pengetahuan dasar yang dimiliki dan tidak terlepas dari sifat atau keinginan. Pengetahuan yang kita adopsi mengambarkan mengenai representasi mental diri kita. Mengenal diri sendiri menjadi acuan seseorang dalam hidup dan melakukan banyak hal. Acuan yang baik yang ada dalam diri sendiri menjadikan kita menjadi pribadi yang kuat. Pribadi kuat dalam hal ini tidak sebatas fisik akan tetapi kuat dalam mental dan mengarahkan hidup menuju pribadi yang baik.
Setelah kita mengenal siapa kita baru kita berbicara ke tahapan lanjutan yaitu self-mapping/memetakan diri sendiri. Jika semuanya sudah kita temukan maka kita berani membuat suatu titik atau dot yang digunakan untuk memanfaatkan Knowledge yang kita miliki. Setelah kita memetakan diri sendiri baru berbicara untuk menciptakan dot kemudian kita bisa melakukan tahapan selanjutnya yaitu consolidate atau konsolidasi terhadap isu yang ada. Isu ini menjadi tolak ukur kemana dot yang kita ciptakan. Jika konsulidasi itu terbentuk disinalah kita baru berbicara banyak mengenai isu yang kita kembangkan. Inilah knowledge management di tataran individu.
Setelah kita mengetahui dimana letak kekuatan atau power yang kita punya, baru kita berbicara ke tatanan yang lebih luas. Tatanan yang luas maksudnya sebuah organisasi. Dalam hal ini kita berbicara tentang pengembangan kapasitas sumberdaya manusia yang ada dalam sebuah organisasi. Setelah itu baru kita berbicara mengenai Knowledge management yang ada ditiap anggota.
Knowledge management menjadi suatu keharusan dalam pengembangan organisasi yang kita bangun. Kekayaan akan Pengetahuan yang dimiliki oleh setiap individu berdampak pada organisasi. Dan pada akhirnya kemampuan tersebut memberikan dorongan untuk yang mengharuskan pada tingkat kemajuan pada organisasi itu sendiri.
Mengingat pentingnya penciptaan kekuatan pada sebuah organisasi dalam menjawab isu-isu yang akan diglontorkan maka perlu diadakan suatu kegiatan peningkatan kapasitas bagi para anggota atau relawan dalam sebuah organisasi.
Bertempat di kantor Lombok Research Center (LRC) komunitas INDERA melakukan kegiatan diskusi dalam rangka meningkatkan kapasitas bagi para relawan. Kegiatan ini dihadiri oleh para anggota atau relawan dari berbagai daerah. Dalam kegiatan pengembangan kapasitas, dihadirkan narasumber dari tim peneliti LRC yaitu Bapak Putrawan Habibi, SP., MP.
Incandescing Children Absolutely (INDERA) sebuah komunitas yang terlahir berlandaskan pada “edukasi dan kesejahteran anak”. Lahirnya organisasi ini tidak lepas pada keperihatinan terhadap kondisi anak khususnya di pulau Lombok. Ada banyak faktor yang mempengaruhi baik buruknya perkembangan anak. Pendidikan dan keluarga adalah menjadi faktor utama. Banyak orang tua yang dikenal baik akhlaknya namun memiliki anak yang berkepribadian berbeda dari yang diharapkan. Banyak pula orang tua yang dikenal jauh dari akhlak yang baik, namun memiliki anak yang kepribadiannya disukai banyak orang. Maka boleh dikatakan, mendidik anak bukan perkara apa dan siapa, tapi tentang bagaimana.
Tidak hanya berbicara tentang edukasi atau pendidikan, Indera juga banyak mengangkat tentang isu-isu kesejahteraan anak. Misalnya saja bagai mana anak agar dapat mendapatkan hak-hak nya yang diamanatkan dalam undang-undang (UU).
INDERA hadir dengan semangat muda dari para relawan muda yang peduli dan siap menyumbangkan tenaga, ide, dan waktunya untuk kebaikan anak negeri ini. Kami bermimpi kelak tak ada lagi anak negeri yang duduk di bangku sekolah adalah bunga mimpi dalam tidurnya. Tak ada lagi anak bangsa yang belajar pun masih dengan keterbatasan. Tak ada lagi anak bangsa yang malas dan tak punya tujuan. Yang ada hanya anak bangsa yang pintar, cerdas, dan menjadi andalan.
Dalam diskusi sehari didapatkan hasil berupa pemetaan dan kemampuan dari para relawan yang dapat memperkaya komunitas ini. Setiap kemampuan yang dimiliki para relawan harus bertumpu pada tujuan awal yaitu edukasi dan anak. Anak menjadi prioritas utama.
Pak Putrawan habibi atau yang akrab dipanggil pak Habibi membuat diskusi terasa hidup setelah para relawan diminta membuat dan menyebutkan apa saja yang menjadi potensi sebagai seorang relawan. Sebelum berbicara ketatanan oraganisasi. Rata-rata para relawan menyebutkan masalah pendidikan dan sosial anak.
Kegitaan diskusi semacam ini akan selalu diadakan guna menambah pengetahuan diri para relawan yang bekerja di INDERA. Dan LRC lewat Pak Putrawan Habibi siap memfasilitasi acara diskusi yang diselenggarakan.