Kepedulian Kita Bentuk Rasa Hormat Ke Alam
Pagi yang cerah tiba-tiba tergantikan dengan deras nya hujan.. Akhir-akhir ini seperti yang kita liat dan rasakan, berbagai macam bentuk fenomena yang terjadi. Mulai dari badai yang beragam bentuknya menghampiri bumi ini. Banjir bandang, tanah longsor, kemarau hingga hilangnya mata air berubah menjadi air mata seolah-olah menjadi hal yang biasa. Hingga fenomena pemanasan global yang heboh di perbincangkan hingga saat ini.
Pernyataan dan tanggapan mulai bermunculan, mulai dari menyalahkan perilaku kelompok, hingga individu. Yang lebih anehnya lagi, manusia tidak henti bergumam menyalahkan alam. Entah lah kenapa alam selalu jadi sasaran empuk untuk melampiaskan kekesalan. “alam mulai tidak bersahabat dengan kita” kira-kira seperti itu.
Melihat peristiwa yang terjadi, para pakar tak henti mencari tau apa sebenarnya penyebab terjadinya fenomena ini. Mulai lah lahir berbagai macam teori hingga penafsiran tanpa arah. Yang jelas dampak dari fenomena ini bukan lantas kita akan berbicara mengenai berbagai macam hal yang ujung-ujungnya saling lempar opini.
Sebagai seorang yang terlahir di kalangan yang beragamakan islam, mengajarkan saya untuk selalu mencermati apa saja yang terjadi belakangan ini. Ungkapan alam mulai tidak bersahabat, kini terjawab sudah dengan fiman Allah
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar).” (Q.S. Ar Rum (30) : 41)
Oleh karena itu, apa yang terjadi akibat perbuatan manusia sendiri atau pun oleh faktor-faktor alam dapat saling mempengaruhi yang tentu saja berujung pada dampak yang dialami oleh berbagai macam unsur yang menyusun kehidupan. Sebut saja unsur yang memiliki nyawa, unsur ini yang menjadi sorotan adalah manusia. Manusia itu sendiri yang merasakan dampak nyata dari perbuatan nya sendiri. Selebihnya ada tumbuhan, hewan dan unsur abiotik lainnya.
Secara global alam mulai terusik dengan adanya pemanasan global, alih fungsi lahan akibat peningkatan populasi manusia, pencemaran (air, udara dan tanah), kemiskinan (sosial) dan masih banyak lagi ancaman yang di terima oleh alam.
Jadi, isu lingkungan ini mencakup banyak hal yang meliputi seluruh dunia. Sebagaimana dalam interaksi (layaknya ekosistem) maka apa yang dilakukan manusia dalam hal materi dasar (seperti ketersediaan pangan, akses terhadap air, dan akses terhadap energi), juga unsur kesehatan, keamanan, hubungan sosial dan kultural, akan terus menjadi bagian penggerak bagi kelestarian lingkungan.
Dunia mulai kualahan dengan arah dari fenomena perubahan iklim yang terjadi. Munculnya dampak perubahan iklim ini tidak lain karena perkembangan dunia industry yang semakin hari menunjukkan taring tajam nya. Semakin banyak pabrik, mesin-mesin yang berbahan bakar berarti semakin banyak pula gas-gas karbon dioksida dan nitrooksida yang dilepas ke udara.
Selain mesin pabrik itu sendiri, meningkatnya kebutuhan manusia akan kendaraan pribadi maupun juga memberikan sumbangan bagi pemanasan global. Bagaimana tidak setiap rumah yang dihuni 4-5 orang rata-rata memiliki kendaraan masing-masing dampak dari pengunaan kendaraan yang tidak wajar adalah adanya emisi karbon dioksida dari kendaraan bahan bakar fosil. Selain itu juga, pemanasan ini di akibatkan oleh Penggunaan CFC (Cloro Flour Carbon ) yang tidak terkontrol, dan juga emisi gas metana dari kegiatan produksi pertanian, perkebunan, dan peternakan. Yang terarah adalah terjadinya kerusakan fungsi hutan. Hutan di Indonesia tiap tahunnya mengalami penurunan yang begitu drastis. Masih ingatkah kalian akan pristiwa yang pernah melanda Indonesia tiap tahunnya. Setiap tahun selalu di hantui kabut asap akibat perluasan areal dan perambahan hutan akibat alih fungsi dari tanaman hutan ke industry.
Selain hal-hal yang saya tulis di atas, ada juga penyumbang pemanasan global yang secara tidak sadar berdampak signifikan yaitu sampah. Sampah menjadi permasalahan dunia yang tidak kunjung terselesaikan hingga detik ini.
Dengan adanya gangguan seperti yang dijelaskan di atas dapat menimbulkan terjadinya perubahan iklim. Perubahan iklim sebagai akumulasi dari efek-efek negatif terhadap lingkungan itu menyebabkan cuaca menjadi tidak menentu, terjadi badai besar-besaran, kekeringan di wilayah tropis dan subtropis dan bahkan mengancam hasil panen pertanian. Separah itukah…???
Sudah Pedulikah Kita???
Sejalan dengan dampak perubahan iklim ini, muncul sebuah pertanyaan untuk diri kita masing-masing. Sudah pedulikah kita???. Sudah jelas siapa yang harus bertanggung jawab atas kejadian ini, kalau bukan diri kita sebagai mahkluk yang di ciptakan memiliki akal pikiran.
Secara sederhana, saya akan memberikan gambaran apa saja yang menjadi jawaban atas hal-hal yang menakutkan ini. Salah satu cara yang yang dapat dilakukan guna mengurangi dampak bruk perubahan iklim adalah dengan melakukan perubahan dalam aspek energy. Energy yang di hasilkan berupa listrik sebagian besar di dominasi oleh penggunaan bahan bakar fosil. Solusi nya adalah dengan menghemat energy dengan metode terbarukan. Energy terbarukan di percaya karena sumbernya berasal dari alam dan dapat di perbaharui. Selain itu energy ini merupakan energy yang ramah lingkungan dan bersih. Di Indonesia sendiri, potensi energy terbarukan sangat banyak. Mulai dari yang bersumber dari matahari, air, udara hingga biomassa.
Tidak hanya berbicara pada bidang energy. Kita sebagai manusia yang menerima manfaat dan dampak buruk terbesar sudah sepatutnya menaruh rasa hormat kita terhadap alam, Menanam pohon atau penghijauan merupakan langkah untuk menyeimbangkan kondisi alam yang terjadi. Pohon memiliki peranan yang tidak tergantikan oleh apa pun dalam mengurangi pencemaran kadar gas CO2 di lapisan atmosfer. Pohon itu sendiri dalam siklus atau pergerakan nya selalu membutuhkan gas CO2. Gas ini berperan aktif dalam hal fotosintesis. Proses fotosintesis ini kan merubah gas tersebut dan menghasilkan oksigen. Sehingga kebutuhan oksigen di muka bumi tercukupi.
Pernah tidak kalian merasakan perbedaan ketika kalian berjalan di tengah kota dengan berjalan di pinggiran hutan. Apa yang dapat kalian rasakan??? Yang jelas akan terjadi perbedaan. Silahkan kalian bisa mencoba dan setelah itu menarik kesimpulan nya. Menanam pohon merupakan langkah sederhana, namun berdampak nyata terhadap perubahan iklim.
Masih Kah Ada Respek Kita Tehadap Alam
Sudah saatnya kita menunjukkan rasa hormat kita terhadap alam semesta ini. Kita tidak terlahir menjadi manusia yang angkuh, sombong dan tidak peduli. Kita yang terlahir di abad yang serba modern dan instan ini memberi dampak yang begitu nyata bagi alam ini. Tidak selamanya kita akan merasakan hidup. Kita memiliki generasi yang terus menerus mengantikan kita. Sudah saatnya berpikir ke depannya. Warisan sumber daya alam tanpa keresahan akibat ulah kita sangat di tunggu guna keberlangsungan anak cucu ke depannya.
Sebenarnya siapakah yang merusak alam ini???. Apakah manusia atau alam itu sendiri. Jika kita melihat kondisi nyata di hadapan kita justru manusia itulah yang berperan dalam upaya perusakan alam. Manusia lah yang dengan akal sehatnya melakukan pengerusakan. Misalnya hal sepele yang terkadang jarang kita pahami yaitu buang sampah sembarang. Saya yakin 90 % penduduk bumi ini paham akan bahaya sampah. Mereka mengerti akan larangan yang terpasang.
Tapi pada kenyataannya jauh dari itu. mereka sadar hanya saja ada gangguan kejiwaan yang sedang melanda. Banyak hal yang perlu kita lakukan untuk menyelamatkan diri kita dari dampak perbuatan kita sendiri karena tidak ada rasa respek terhadap alam itu sendiri. [SR]