INDERA Bukan Sekedar Berkomunitas
Ini kali pertama saya diberi tantangan untuk menulis dengan pembahasan yang sudah ditentukan. Tantangan ini dikeluarkan oleh salah satu perkumpulan para blogger yang mempunyai misi menjaga komitmen seorang penulis buku elektonik atau bahasa kren nya disebut Blog. Perkumpulan ini terbentuk untuk memacu semangat dan mengumpulkan tulisan yang keluar dari ide-ide kreatif yang diberi nama Komunitas #1minggu1cerita. Dengan adanya group nulis seperti ini para anggota lebih leluasa menelurkan pikirannya. Saya mau sedikit bercerita kenapa saya bisa bergabung dalam komunitas ini. suatu hari ‘jiahh kayak mau dongeng aja.. oke lanjut.. berawal dari ajakan teman sebut saja namanya guli biar lebih lengkap saya sebutkan juga nama blognya indriguli.com menceritakan saya bahwa ada suatu komunitas nulis yang bisa memacu semangat nulis dan berbagi pengalaman dalam bidang blog. Tanpa ditawarin untuk gabung saya langsung tertarik dan minta bagaimana cara supaya bisa ikut serta. Link pendaftaran terkirim ke email saya tanpa menunggu lama semua isian satu persatu terisi dengan jelas dan akhirnya keluarlah angka keramat 88, komunitas ini menyebutnya sebagai Nomer member.
Dalam tulisan ini saya tidak membahas lebih panjang karena saya juga pendatang baru. Tantangan kali ini menulis mengenai Serunya kegiatan Komunitas Ku. Ohh iyaa.. saya hampir lupa, dalam group ini setiap bulannya ada tantangan dengan tema khusus dari admin.
Tema yang mengasyikkan, kebetulan dalam keseharian saya tidak bisa dilepas dari yang namanya komunitas. Saya memilki banyak komunitas baik yang saya dirikan maupun yang saya ikuti. Salah satu komunitas yang saya ikuti baru baru ini komunitas nulis #1minggu1cerita. komunitas yang saya dirikan diantaranya, berupa Taman Baca yang saya beri nama Pondok inspirasi, ada juga komunitas yang sedikit nyeleneh yaitu komunitas Perjaka Tua. Diantara teman-teman jika merasa belum laku hingga detik ini bisa juga gabung di komunitas perjaka tua hehehehehe. Kayak ng ada kerjaan aja nongkrong sama orang yang ng laku-laku. Jangan sampai ada yang tersinggung ya dengan hadirnya komunitas ini. Untuk menjawab tantangan dari #1minggu1cerita saya tidak membahas mengenai komunitas yang tadi, kalau pondok inspirasi pernah saya bahas pada tulisan sebelumnya. Yang ingin saya bagi cerita nya tentang komunitas INDERA (Incandescing Children Absolutely).
Sebelum saya membahas keseruan komunitas INDERA saya sedikit memberikan pemahaman tentang komunitas. Kalau ada yang sudah paham cukup dibaca saja. Tanpa kita sadari, kita sudah mulai menjalankan makna komunitas yaitu suatu perkumpulan individu dalam sebuah wadah yang memilki tujuan yang sama.
Sebuah komunitas entah apapun namanya pasti mempunyai visi dan misi. Dalam komunitas ada sebuah dimensi kebutuhan fungsional yang melahirkan intraksi dan memiliki peranan masing-masing. itulah sedikit penjelasan mengenai komunitas sebab banyak orang yang tidak mengerti makna komunitas padahal dia sudah menjalankan peran komunitas itu sendiri.
Okeh lanjut ke cerita… Indera ini berdiri berlawal dari sebuah keperihatinan kami terhadap kondisi anak-anak khususnya di Lombok Timur. Lombok Tmur ini salah satu kabupaten yang ada di Nusa Tenggara Barat (NTB) kebetulan para pendiri dan anggota berasal dari kabupaten tersebut, salah satunya yaaa..saya. Ada banyak faktor yang yang kami lihat di lapangan yang bisa membahayakan bahkan mempengaruhi baik buruknya perkembangan anak. Fokus dari komunitas ini pada anak-anak. Penyebab utama dari semua itu tidak terlepas dari perkembangan teknologi. Teknologi menjadi perhatian khusus kami dan merupakan hal yang seharusnya diwaspadai. Perkembangan dan kemajuan teknologi yang begitu cepat sudah pasti berpengaruh terhadap penikmat dan penggunanya. Dalam hal ini saya dan teman-teman tidak menyalahkan sepenuhnya perkembangan diera modern yang kita hadapi saat ini. keperihatinan mulai muncul ketika anak-anak yang seharusnya menikmati masa kecilnya dengan bermain tapi terbelenggu dengan teknologi. Salah satu contoh yaitu kecanduan anak-anak akan gadget. Anak yang masih belum siap mencerna informasi sudah dipaksa memahami dan mencerna semua yang dilihat, didengar dan dirasakan. Terlebih pada saat ini mengenai tontonan. Tontonan yang keluar dari berbagai channel TV membutuhkan kerja extra orang tua untuk mendampingi putra-putri nya. Mau tidak mau hal itu terjadi.
Inilah alasanya komunitas INDERA hadir dengan semangat muda dari para relawan yang terbilang rata-rata muda termasuk saya yang masih imut banget. Saya bersama rekan-rekan memiliki kepedulian dan siap menyumbangkan tenaga, ide, dan waktunya untuk kebaikan anak negeri ini. kami bukan sok motivator atau bukan seorang super hero yang bisa mengubah dunia. Kami ini punya cara tersendiri untuk hal tersebut. Sebuah harapan atau bisa juga disebut mimpi. Mimpi kami bersama teman-teman yaitu menginginkan kelak tak ada lagi anak bangsa yang duduk dibangku sekolah adalah bunga mimpi dalam tidurnya. Tak ada lagi anak bangsa yang belajar dengan keterbatasan. Tak ada lagi anak bangsa yang malas dan tak punya tujuan. Yang ada hanya anak bangsa yang pintar, cerdas, dan menjadi harapan negeri ini. Berat memang tapi ini kenyataannya yang harus kami raih. Suatu mimpi jika masih terpaku dalam lintasan imajinasi tanpa tindakan itu nol besar, benar tidak…
Program perdana yang kami lakukan yaitu mengunjugi sekolah terpencil yang memiliki segala keterbatasan, baik fasilitas maupun tenaga pengajar. Salah satu sekolah yang sampai saat ini menjadi fokus perhatian kami yaitu Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ujung Gol. Letak sekolah ini berdekatan dengan pantai yang terkenal di pulau Lombok yaitu pantai Pink dan Tanjung Beloam. Keindahan alamnya tidak selaras dengan kenyataan yang ada.
Dari tadi pembahasan saya serius amat, amat aja kadang mau serius… Komunitas yang beranggotakan tidak lebih dari 25 orang ini membawa berbagai macam warna keilmuannya. Ada yang berasal dari Pertanian, Hukum Teknik, Ekonomi, Guru, Kesehatan dan lain-lain. Warna-warna inilah yang bersatu lalu membentuk sebuah pelangi yang nan indah. Semua yang kami lakukan atas dasar sukarela tanpa ada support dari pemerintah.
Selain memberikan warna pada adik-adik yang berada di sekolah fokus kami. Komunitas ini berperan dalam mempublikasikan keadaan yang sedang terjadi melalu sosial media, salah satunya lewat facebook inderacommunity kebetulan juga saya kebagian sebagai koordinator untuk publikasi dan dokumentasi.
Suatu ketika saat saya berkunjung ke sekolah tersebut, tidak tahan rasanya air mata ini menetes melihat kondisi nyata dilapangan, semangat anak-anak untuk terus bersekolah memantapkan diri saya untuk tetap ada buat mereka. Mereka mengajarkan saya banyak hal untuk selalu bersyukur. Sebenarnya hati ini ingin tetap memberontak tidak terima akan kondisi yang dihadapi anak negeri ini, tidak adil rasanya.
Hal yang tidak bisa saya lupakan hingga saat ini ketika saya datang kesekolah untuk mengajar yaitu melihat senyuman ikhlas yang terpancar dari bibir mungil generasi bangsa ini. Kami dalam komunitas membuat program mengajar dan berbagi pengalaman bersama anak anak. Selain itu juga, kami pernah mengadakan kegiatan sosialisasi pola hidup sehat. Kebanyak anak-anak jika diperhatikan jarang ada yang sikat gigi. Nah… kami mulai memikirkan bagaimana supaya perilaku buruk ini bisa dihentikan. Mulailah ide-ide kreatif dari teman-teman bermunculan yaitu dengan mengajarkan cara-cara sikat gigi yang baik dan benar, kebetulan di Komunitas INDERA ada perawat gigi. Kegiatan kunjungan kesekolah biasa terjadwal hari sabtu karena rata-rata relawan INDERA pada libur.
Sampai detik ini Komunitas INDERA masih tetap melakukan kegiatan bahkan kami akan memperluas wilayah kerja hingga kabupaten-kabupaten yang lain. Saya pribadi merasakan keseruan yang tak ternilai dengan angka. Bagaimana tidak kita langsung beritraksi dengan masyarakat dan anak-anak yang membutuhkan perhatian yang lebih baik dilihat dari segi pendidikan, kesehatan maupun lingkungannya.
Komunitas INDERA bukan sekedar komunitas. Karena banyak hal yang saya dapatkan dalam komunitas ini, banyak cerita yang tercipta setiap langkah. Dan kami dari pengurus membuka lebar-lebar pintu untuk siapa saja yang ingin bergabung, ingin menyumbangkan ilmunya. Mari kita bersama berbagi walau hanya sebuah pelajaran mengenal huruf. Memberikan semangat untuk tetap bersekolah akan kami lakukan. [BM]