LingkunganTravel

Berwisata Ke Lemor antara Senang dan Kecewa

img_8280
Pintu Masuk menuju Wisata Lemor

Dari pantai ke gunung itulah lombok tidak akan habis dibicarakan jika pembahasannya mengenai keindahan alam yang ditawarkan.  Hari minggu menjadi hari keberuntungan bagi para pencari Rupiah. Maklum tidak ada hari lain kecuali sabtu dan minggu untuk menikmati kebersamaan. Tapi sayangnya sabtu hanya sebagian yang bisa. Terpaksa minggu menjadi hari kebersamaan.

Hari hari libur sebelumnya saya dan teman-teman yang lainnya menikmati asinnya air laut. Tapi kali ini beda. Tujuan liburan diawal november ini yaitu hutan.  Tujuan utamanya sihh mencari yang sejuk-sejuk. Sudah beberapa hari ini suhu di permukaan bumi lombok  kerasa hidup di tengah gurun pasir, panasssss pake banget. Saking panas nya tukang loundry riang gembira, apa hubungannya ya.. .

Kali ini tanpa musyawarah panjang (kayak anggota DPR aja pake musyawarah , kenapa ng’ sidang aja sekalian) kami langsung menuju salah satu tempat wisata favorit nya masyarakat lokal disekitaran Lombok Timur.  Katanya lokasi ini nyocok untuk yang merindukan suhu di bawah 30 derajat.

Wisata Lemor. Inilah nama lokasi yang menjadi wisata pilihan yang masih terjaga hingga saat ini. di kawan timur lombok siapa yang tidak kenal tempat ini.  Jika  tanya nenek saya yang umurnya hingga 110 tahun pasti dia tau Lemor. Lemor ini terletak di  Dusun Cempaka, Desa Suela, Kecamatan Suela, Lombok Timur.  Suasana hutan yang masih dilindungi menjadi daya tarik berwisata di wilayah ini. Berada di bawah kaki gunung Rinjani bahkan lokasi ini menjadi tempat beristirahat setelah berkunjung ke Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) bahkan menjadi lintasan menuju TNGR atau ke Lokasi wisata Sembalun.

img_8405
Hutan yang masih Terjaga

Sebelum membahas lebih detail mengenai wisata Lemor saya mau memberitahukan sedikit informasi bahwa hutan yang d kelola masyarakat ini  bukan hanya skedar melindungi pohon yang sudah berumuran tapi ini berbicara mengenai menjaga keberlangsungan hidup orang banyak. Mengapa tidak, dari rimbunnya pepohonan tercipta sumber mata air. Menurut penuturan petugas yang berjaga bahwa debit air yang keluar dari celah permukaan bebatuan sangat luar biasa hingga 200 meter kubik per menitnya. Inilah alasannya mengapa masyarakt tetap melindungi hingga saat ini. Dengan debit yang cukup besar ini bisa mensuplay kebutuhan akan air bersih bagi masyarakat yang ada di kecamatan Suela. Bukan hanya untuk dikonsumsi atau dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari. Air yang mengalir dari celah bebatuan ini dimanfaatkan untuk pertanian juga. Sangat luar biasa manfaatnya. Selain menjadi wisata juga memberi berkah untuk masyarakat banyak.

Lokasi wisata ini berada ketinggian 700 mdpl. Dan masuk menjadi kawasan yang di lindungi. Luas 89.20 Ha dengan puluhan jenis tanaman yang berumur menambah keasrian lokasi wisata ini.

Saya mau bercerita mulai dari awal agar teman-teman yang mau berkunjung gampang. Untuk pengunjung yang berada di kota Mataram jarak tempuh ke lokasi ini sekitaran 75 kilometer. Ya paling hanya 1 setengah jam. Memasuki wilayah Suela sebelum sampai kelokasi kita akan di suguhkan indahnya pemandangan persawahan dengan sistem terasering. Maklum lokasinya berada diperbukitan. Sesampai di lokasi kita tinggal parkir motor dengan biaya parkir 3000 rupiah kalau mobil 5000 rupiah saja. Setelah parkir pengunjung diarahkan keloket pembelian kercis atau tiket masuk. Untuk dewasa 5000 sedangkan anak-anak 3000.  Murahkan, tinggal masuk hayukkkk.

 Setelah selesai membeli tiket kita tinggal berjalan melintasi tengah hutan untuk sampai ke lokasi. Sebenarnya apa sih yang ada ditengah hutan tersebut???. Untuk menuju lokasi kita harus siapkan stamina untuk turun melintasi 111 jumlah anak tangga yang terbuat dari beton. Sambil menikmati 111 anak tangga kiri-kanan menjulang pohon-pohon tinggi. Suasana hutan mulai terasa mendengar suara sahutan monyet berintraksi dengan kawanannya. Ditambah suara merdu burung-burung yang tinggal di hutan ini. Tidak sabaran untuk membahas apa yang ada di dalam hutan ini.

img_8281

img_8283
111 anak tangga

 Ohhh Ternyata ini yang ada didalam. Selain menawarkan udara yang segar di tengah-tengah hutan ini dibuat kolam renang atau kolam pemandian. Kolam pemandian yang cukup luas ini memiliki ke khasan yaitu air yang mengalir sangat dingin. Untuk mengisi kolam pemandian ini pengelola mengalirkan langsung dari sumber mata air.

 

img_8286
Kolam Pemandian

Kolam pemandian yang airnya sangat dingin sekali, nyocok untuk kondisi cuaca saat ini. Wow segar banget. Kolam yang ada ditempat ini hanya satu kola besar. Tapi pengunjung bisa juga menikmati aliran air yang super dingin lewat pancuran yang di buat.  Dan juga untuk anak-anak kecil bisa main air disaluran yang terhubung langsung dari mata air. Saluran ini tidak deras, airnya tenang dan tinggi airnya hanya setengah lutut orang dewasa.

Selesai menikmati dinginnya air kolam. Pengunjung bisa beristirahat di berugaq (balai bengong) seraya menikmati kopi hangat yang tersedia di warung-warung yang dibuat masyarakat. Di lokasi ini pengunjung tidak perlu khawatir, terutama bagi yang lupa membawa konsumsi.

img_8284
Berugaq tempat isirahat

Terlepass dengan cerita indah di atas ada sedikit kekecewaan yang saya rasakan. Sangat disayangkan wisata Lemor yang terkenal asri ini tidak memiliki fasilitas yang memadai terutama bak sampah yang kurang. Aduhh sesak rasanya dada  ini melihat pengunjung dan penjual yang ada di lokasi membuang sampahnya sembarangan. Sempat saya larang tapi malah ngomong dengan muka tanpa berdosa kesaya “mas kami sudah biasa buang nya disaluran”. Saya harus mau bilang apa. Bayangkan jumlah pengunjung tiap hari rata-rata ratusan orang. Jika satu orang membawa sampah dan dibuang begitu saja. Berapa kilo sampah di tampung di hutan ini. pengelolaan wisata ini masih kurang terurus dengan baik.

 img_8338

Sebenarnya saya tidak mau membahas mengenai penghasilan pengelola tapi teman-teman bisa menilai sendiri dengan harga tiket, masak tidak bisa membuat atau menambah bak penampung sampah yang ada didalam lokasi. Semoga kedepannya lokasi wisata ini terurus dengan serius dan perlu diperhatikan fasilitas pendukungnnya.

Mengenai sampah menuntut kesadaran kita juga sebagai pengunjung. Jika ingin lokasi ini tetap lestari maka kita komitmen untuk menjaganya bersama.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *